Skip to main content

Kota Bogor Butuhkan Terobosan Pembangunan Persempit Kesenjangan

Kota Bogor membutuhkan terobosan program pembangunan untuk mempersempit kesenjangan.

Untuk mengurangi kesenjangan 'kualitas hidup' antar dua tipikal wilayah, ke depan perlu ditingkatkan perhatian terhadap pembangunan infrastruktur, fasilitas sosial (Fasos) dan fasilitas umum (Fasum) pelayanan publik.

seiring dengan perkembangan kota, laju pertumbuhan infrastruktur, fasos dan fasum di Kota Bogor maju dengan pesat. terutama di tengah kota dan di kawasan perumahan dan permukiman baru yang dibangun oleh para pengembang/pengusaha properti.

Membangun infrastruktur, fasos dan fasum di kawasan baru merupakan konsekuensi logis yang harus diinvestasikan pengembang agar properti yang dipasarkan menarik dan layak dijual.

Karena kepentingan ekonomi, 'developer' berlomba untuk menyempurnakan infrastruktur, membuat selengkap mungkin fasos dan fausm, serta berbagai fasilitas pelayanan publik lainnya.
Akibatnya, tidak jarang di satu kawasan perumahan terdapat fasilitas jalan "hotmix" yang mulus sepanjang waktu, fasilitas olah raga yang lengkap, pendidikan, kesehatan, perdagangan seperti rumah toko (ruko) dan mal, bahkan ada juga yang memiliki fasilitas rekreasi berkelas nasional/internasional.

Namun demikian, disayangkan pertumbuhan infrastruktur, fasos/fasum dan fasilitas pelayanan publik di kawasan pemukiman padat dan perkampungan kota relatif kurang berkembang.

Untuk itulah, dibutuhkan terobosan pembangunan infrastruktur di permukiman lama yang padat dan perkampungan kota.

Upaya itu tidak lain untuk untuk mempersempit kesenjangan tersebut.

Diharapkan ke depan kemajuan pembangunan di Kota Bogor tidak hanya dirasakan secara bersama, yakni tidak hanya oleh warga-warga di kawasan perumahan dan permukiman baru.
Namun juga dirasakan oleh masyarakat di permukiman padat dan perkampung kota.
Karena itulah harus ada beberapa prioritas jangka pendek perbaikan infrastruktur yang mendesak.

Di antaranya, perlu ditingkatkan jalan setapak, saluran air kotor (drainase), air bersih serta fasilitas mandi-cuci-kakus (MCK).

Sementara itu, fasos/fasum yang mendesak diperlukan oleh masyarakat umum adalah fasilitas peribadatan, Posyandu untuk kesehatan, dan fasilitas olahraga.


Artikel ini bersumber dari:

https://megapolitan.antaranews.com/berita/4994/pakar-kota-bogor-butuhkan-terobosan-pembangunan-persempit-kesenjangan



Comments

Popular posts from this blog

Indeks Peta RBI

Jika rekan-rekan sekalian membutuhkan index Rupa Bumi Indonesia yang dikeluarkan oleh Badan Informasi Geospasial (sebelumnya bernama BAKOSURTANAL) dalam format shapefile (shp) bisa di download di link di bawah.. File tersebut berisi index RBI dalam skala 1 : 25.000, skala 1 : 50.000 dan skala 1 : 250.000 untuk seluruh Indonesia dengan sistem proyeksi geografis WGS 1984. LINK :  INDEKS PETA RBI

Sistem Penomoran Indeks Peta Rupabumi Indonesia

Menurut PP 10 Tahun 2000 disebutkan bahwa peta adalah suatu gambaran dari unsur-unsur alam dan atau buatan manusia, yang berada di atas maupun di bawah permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar dengan skala tertentu. Salah satu peta yang dihasilkan oleh BADAN INFORMASI GEOSPASIAL adalah Peta Rupabumi Indonesia (RBI). Peta RBI yang dihasilkan oleh BADAN INFORMASI GEOSPASIAL  meliputi skala 1:1.000.000, 1:250.000, 1:100.000, 1:50.000, 1:25.000 dan 1:10.000 dimana seluruh wilayah Indonesia dibagi ke dalam grid-grid ukuran peta yang sistematis. Semua lembar peta tepat antara satu dengan lainnya, demikian pula ukurannya sama untuk setiap lembar. Ukuran lembar peta tergantung dari skala peta yang dibuat. Ukuran lembar Peta Rupabumi Indonesia mengacu pada sistem grid UTM seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Ukuran lembar peta berdasarkan skala peta Skala Peta Ukuran Lintang (L) Ukuran Bujur (B) 1 : 1.000.000 4 ° 6 ° 1 : 500.000 2 ° 3 ° 1 : 250.000 1 ° 1 ° 30’ 1 : 10...

Convert Mapinfo Data to Shapefile

MapInfo has two file types: MapInfo data files. These are the files that you directly work with in MapInfo. A dataset consists of multiple files and comprises at least a *.TAB and *.DAT file, but usually a *.TAB, *.DAT, *.MAP and *.ID file. This format is also called the MapInfo TAB format. Alternatively MapInfo data can come in MapInfo Interchange Format. This is data that has been explicitly exported in MapInfo. Data in this format comes as a single *.MIF file (containing the data), or as as set of a *.MIF and a *.MID file (the first containing the data, the second symbology). This format is also called the MapInfo MIF format. On the ArcGIS side we will be happy to use Shapefiles – we can easily convert them to/from Geodatabases if required. 1. Start QGIS 2. Load your source file: Go to Layer > Add Vector Layer. Browse for your input file (TAB or MIF or Shapefile). Select the input file and load it into QGIS: 3. QGIS automatically reads TAB, MIF and Shapefiles, so it s...